FL Studio merupakan salah satu program/device audio enhancing pada komputer yang cukup diminati. Aplikasi ini berperan untuk merekam, mengubah, serta membuat audio dalam memproduksi sebuah musik.
Sejarah singkat pengembangan FL Studio oleh Consider Line
Pada tahun 2014, FL Studio termasuk aplikasi audio yang banyak peminatnya di seluruh dunia. Aplikasi ini memiliki 4 edisi untuk Microsoft Area house home windows. Yaitu Fruity Fashion, Manufacturer Fashion, Signature Bundle deal deal dan All Plugins Bundle deal deal. FL Studio ini dikembangkan oleh perusahaan bernama Symbol-Line.
Symbol-Line juga menawarkan pemutakhiran fitur free of charge seumur hidup, yang artinya pembeli akan mendapatkan FL Studio versi berikutnya dengan free of charge.
FL Studio dirilis untuk pertama kali dengan versi 1.0.0 pada tanggal 18 Desember 1997. Kini, FL Studio telah memasuki versi 20.1.2 yang dirilis pada tanggal 20 Februari 2019 kemarin.
Dan kini Symbol-Line juga mengembangkan FL Studio Cellular untuk pengguna di iOS dan Android yang dirilis pada tanggal 21 Juni 2011. Untunited kingdom FL Studio Cellular yang terbaru adalah versi 3.0 yang dirilis pada Desember 2016.
Tidak tersedianya instructional dan bersifat eksklusif
Yang perlu diingat, device ini bersifat close-source yang artinya tidak bisa didapatkan dengan free of charge (kecuali bajakan).
Harga yang dipatok untuk device ini cukup lumayan. $99.00 untuk versi fruity style, $199.00 untuk manufacturer style, $299.00 untuk signature bundle deal deal, dan $899.00 untuk fl studio all plugin.
Terakhir, untuk penggunaan FL Studio ini tidak memiliki instructional in app alias tidak ada instructional sama sekali. Sehingga membuat pengguna harus benar-benar belajar menggunakannya dari awal.
Populer diantara musisi dunia
Opini penulis, device ini sangat direkomendasikan untuk para rekan semua yang ingin mengaplikasikan imajinasi kalian tentang musik. Baik itu membuat musik sendiri, atau me-remake sebuah musik dengan taste yang berbeda.
Banyak sekali fitur-fitur yang disediakan oleh FL Studio untuk kebutuhan blending dan mastering, seperti preset-preset instrumen (baik berupa instrumen akustik hingga elektrik), efek-efek untuk instrumen itu sendiri, dan masih banyak yang lainnya.
Musisi dunia seperti ninth Marvel, Afrojack, Alan Walker, Blasterjaxx, David Guetta adalah sederet nama musisi yang menggunakan FL Studio sebagai alat untuk blending dan mastering mereka.
Bahkan Avicii dan Martin Garrix menjadi salah satu logo ambassador (terlihat pada situs image-line dimana mereka berdua membuat tanggapan tentang device tersebut).
The submit Mengenal FL Studio, DAW Sejuta Umat appeared first on EB.
Menonton movie secara Streaming On-line merupakan sebuah aktivitas wajib bagi kaula muda khusunya generasi milenial kini yang mager keluar untuk menonton movie secara langsung di bioskop. Beberapa bulan terakhir pemerintah sudah banyak menutup website-website yang menawarkan streaming movie on-line ilegal, contoh PusatFilm dan IndoXXI.
Setelah penutupan web content material subject material ilegal tersebut, saat ini malah semakin banyak web content material subject material serupa yang bermunculan dengan menggunakan alamat baru yang menyerupai IndoXXI dan PusatFilm seperti https://indoxxi.guru/ atau http://213.136.77.10/pusatfilm21/. Namun, penulis tidak menyarankan kepada kalian untuk menonton movie secara ilegal karena dapat merugikan banyak pihak.
Pemilik dan produser movie tidak mendapat receive advantages apapun dari situs streaming movie bajakan, melainkan hanya kerugian milyaran yang didapat. Yang seperti kita tahu bahwa memproduksi movie butuh usaha dan ketekunan yang tinggi agar mendapat hasil yang memuaskan.
Maka dengan itu kita bisa memulai apresiasi pemilik movie dengan menonton movie nya melalui situs streaming movie yang prison. Banyak juga lho manfaat yang bisa kita dapat kalau beralih ke situs prison seperti : apreasiasi ke pemilik movie, kualitas gambar dan suara lebih baik, serta dapat memajukan industri movie agar lebih baik lagi untuk kedepan nya.
Beberapa situs streaming movie prison yang bisa penulis rekomendasikan ke para pembaca antara lain :
Ensipedia.com – Menonton movie merupakan salah satu kegiatan yang sangat menyenangkan. Ada banyak sekali pilihan movie yang bisa kita tonton saat ini, tapi tidak semua movie bisa memberikan pesan yang baik untuk para penontonnya.
Meskipun demikian, jangan khawatir dulu. Masih banyak sutradara yang berhasil menciptakan movie dengan pesan yang sangat bagus, termasuk movie yang membawa pesan tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup kita.
Sebenarnya, ada banyak lho movie yang secara langsung ataupun tidak langsung telah mengajak para penontonnya untuk ‘melek’ terhadap isu lingkungan. Ingin tahu apa saja judul filmnya? Yuk kita lihat satu in keeping with satu!
1. Wall-E (2008)
Wall-E menceritakan tentang kisah sebuah robotic yang berjuang untuk bertahan hidup di planet Bumi yang sudah ditinggalkan oleh para penghuninya. Movie animasi keluaran Pixar ini secara jelas menggambarkan bagaimana kondisi Bumi yang semakin memburuk karena ulah manusia.
Manusia secara tidak sadar telah menghasilkan sampah dengan jumlah yang tak terkira, sehingga Bumi pun sudah tidak layak dihuni lagi. Movie ini dapat menyadarkan kita terhadap bahaya dari membuang sampah secara sembarangan. Kita tidak mau kan apabila planet Bumi berubah menjadi seburuk itu?
2. Satisfied Ft (2006)
Movie animasi musikal yang dibintangi oleh Elijah Wooden ini menceritakan tentang kisah Mumble, seekor penguin yang ingin belajar bernyanyi dan menari untuk menarik lawan jenisnya.
Meskipun movie ini terkesan lucu dan menggemaskan, sebenarnya movie ini berhasil mengangkat isu lingkungan yang terjadi di Laut Antartika kepada para penonton. Satisfied Ft menceritakan bahwa rantai makanan di Laut Antartika sudah mulai terputus karena adanya eksploitasi besar-besaran yang disebabkan oleh ketamakan manusia. Akibatnya, ekosistem di Laut Antartika pun terancam punah.
3. The Day After Tomorrow (2004)
Movie fiksi ilmiah yang disutradai oleh Rolland Emmerich ini layak untuk ditonton berulang kali, karena movie ini berhasil mengangkat isu mengenai betapa mengerikannya efek yang dihasilkan oleh pemanasan international.
Dalam movie ini digambarkan bahwa Bumi mengalami kekacauan iklim dan bencana alam terjadi di mana-mana. The Day After Tomorrow mengajak kita untuk selalu bersikap ramah terhadap lingkungan, dan apabila kita lalai, Bumi yang kita tinggali bisa mengalami kekacauan seperti yang digambarkan di dalam movie ini.
4. Avatar (2009)
Movie terlaris di dunia yang disutradarai oleh James Cameron ini mengisahkan tentang keserakahan manusia yang berupaya untuk mendapatkan mineral langka bernama Unobtanium. Segala cara dilakukan demi mendapatkan mineral tersebut, termasuk dengan cara merusak dan membabat hutan.
Dalam movie ini, James Cameron secara apik menggambarkan bagaimana sisi buruknya keserakahan manusia terhadap alam. Movie Avatar telah menyadarkan kita bahwa manusia sering kali hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri tanpa bersikap ramah terhadap lingkungan.
5. Interstellar (2014)
Hampir sama seperti film-film di atas, movie ciptaan sutradara papan atas Christoper Nolan yang satu ini mengangkat tema tentang kondisi planet Bumi yang makin memprihatinkan. Planet Bumi digambarkan sebagai planet yang hancur karena ulah manusia yang tidak bisa menjaga alam.
Dalam movie ini, planet Bumi diceritakan sudah mengalami kerusakan lapisan ozon, mengalami krisis bahan pangan, dan mengalami badai debu. Akibatnya, Bumi sudah tidak bisa ditinggali lagi dan manusia harus berusaha mencari planet baru. Seram sekali, ya?
6. Doraemon: Nobita and the Inexperienced Huge Legend (2008)
Dari semua movie layar lebar Doraemon, Nobita and the Inexperienced Huge Legend adalah salah satu yang terbaik. Berawal dari Nobita yang hendak membuang kertas ulangannya yang bernilai nol, ia menemukan dan menyelamatkan sebatang pohon kecil yang hampir mati. Oleh Doraemon, pohon tersebut dirubah sehingga bisa bergerak, berjalan dan bertindak selayaknya manusia dan diberi nama Kibo.
Petualangan dimulai ketika Nobita, Doraemon, Shizuka, Huge, Suneo dan Kibo berusaha menyelamatkan Bumi dari alien hijau. Movie laris Jepang ini banyak mengajarkan kita tentang lingkungan hidup, bagaimana manusia yang semena-mena merusak kehidupan hayati dan menebang pohon pohon tanpa memikirkan dampaknya kelak.
7. Aquaman (2018)
Movie superhero keluaran DC Comics dan Warner Bros yang satu ini sangat layak untuk ditonton! Aquaman menceritakan kisah Arthur, sang Aquaman, yang berusaha untuk mendamaikan kaum manusia dengan kaum Atlantis. Selain menawarkan kisah ala superhero yang menarik, movie Aquaman juga “menyentil” isu mengenai pencemaran laut.
Saudara Aquaman yang berasal dari kaum Atlantis, King Orm, berambisi untuk memusnahkan populasi manusia karena manusia telah membuat laut menjadi tercemar dan populasinya terganggu. Namun pada akhirnya King Orm sadar bahwa manusia seharusnya diedukasi lebih lanjut, bukan dimusnahkan begitu saja. Melalui movie ini, kita diingatkan kembali untuk tidak mencemari laut.
8. Avengers: Infinity Warfare (2018)
Siapa yang tidak kenal dengan movie yang satu ini? Movie yang diproduksi oleh Marvel Studio ini mengisahkan tentang para superhero yang berusaha untuk melawan Thanos, karakter antagonis dalam movie Avengers: Infinity Warfare.
Dalam movie ini, diceritakan bahwa Thanos berambisi untuk menghilangkan setengan dari populasi manusia di muka Bumi. Meskipun terdengar begitu kejam, sebenarnya misi Thanos terhadap Bumi cukup “mulia” lho! Thanos menganggap bahwa manusia adalah biang dari kerusakan yang terjadi di muka Bumi, dan ia ingin melihat ekosistem Bumi kembali menjadi seimbang.
9. Mad Max: Fury Facet street (2015)
Dibalik aksi kejar-kejaran di padang pasir ala George Miller yang membuat ceritanya jadi badass luar biasa, movie pemborong 6 piala Oscar ini juga menyisipkan pesan tentang pentingnya menjaga alam.
Dunia post-apocalyptic yang digambarkan oleh Opa Miller sangat memprihatinkan. Kelangkaan air sudah membuatnya menjadi sumber daya yang sangat berharga dan langka, bahkan untuk mendapatkannya orang tidak segan-segan membunuh sesamanya.
10. Godzilla: King of the Monster (2019)
Movie yang dirilis pada tahun lalu ini mengisahkan tentang Godzilla, sang monster purba raksasa, yang berperan sebagai penjaga alam dan sebagai pembawa keseimbangan bagi Bumi yang telah dirusak oleh manusia.
Namun sayang, manusia justru menganggap Godzilla dan monster-monster lainnya sebagai hama bagi Bumi dan harus dibasmi. Manusia hanya bisa menyalahkan kerusakan Bumi pada monster-monster tersebut, padahal manusia sendiri lah yang telah menciptakan kerusakan di muka Bumi.
Jadi, bisa dikatakan bahwa manusia adalah monster sesungguhnya. Keharusan kita sebagai manusia untuk selalu menjaga kelestarian alam adalah pesan yang bisa kita dapatkan setelah kita menonton movie ini.
Permasalahan mengenai lingkungan hidup saat ini tengah menjadi fear factor di dunia. Dari hal yang terkecil, meski pun kampanye ‘tak kasat mata’ dari sebuah movie, semoga kita bisa belajar dan lebih peduli lagi dengan lingkungan ya. Karna kita ditakdirkan bukan menjadi “penguasa alam”, melainkan “bagian dari alam”.
Ensipedia.com – Masing-masing dari kita pasti punya movie favorit. Movie yang mustahil kita nyinyirin, membuat kita jadi anak kecil lagi dan terus mengingatkan kita bahwa hidup, di titik-titik tertentu, sangat indah sampai tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Bagi banyak orang movie itu adalah Ratatouille, karya klasik Studio Pixar tentang tikus yang cinta mati dengan kekayaan budaya kuliner Perancis. Bagi yang lain, segeralah jadikan Ratatouille sebagai movie favorit kalian.
Perjuangan Panjang dan Dedikasi Tinggi dalam Pengerjaan Movie Ratatouille
Titimangsanya 2005. Sutradara dan penulis skenario Brad Hen baru saja merilis The Incredibles. Movie pertamanya bersama Pixar itu mendapat sambutan hangat dari penonton kritikus movie.
The Incredibles meraup pendapatan enam kali lipat biaya produksinya, meraih Piala Oscar di kategori Best Animated Serve as dan Best Sound Making improvements to gelaran Academy Awards. The Incredbles sekaligus fim produksi Pixar pertama diganjar lebih dari satu Oscar sekaligus jadi movie animasi murni yang pertama kali meraih Piala Hugo.
Kembali ke Emeryville studios, Pendiri Pixar, John Lasseter, menugaskan Hen menangani satu proyek Pixar yang mangkrak: Ratatoulille. Naskahnya ditulis Jan Pinkava, seorang sutradara dan penulis Amerika Serikat yang berdarah Ceko. Proyek ini sudah mulai digarap sejak tahun 2000. Karakter dan plot Ratatouille telah terbentuk. Namun, Pinkava seperti kehilangan inspirasi. Cerita yang dia tulis tak berkembang seperti yang dia janjikan.
Hen diberi waktu 18 bulan menuntaskan proyek ini. Baginya, Ratatouille adalah cerita tentang cinta dan keteguhan yang mengalahkan segalanya. Ditilik lebih dalam, naskah movie ini berkisah mimpi buruk sebuah restoran: seekor tikus yang punya hasrat membuncah untuk bekerja di dapur restoran kelas atas. Inti plotnya tikus ketemu cinta sejatinya. Sementara si cinta sejatinya Ingin membunuh si tikus.
Selama tiga bulan, Hen dan timnya meneliti restoran-restoan ternama di Paris, merekam suara-suara di dalamnya, dan mengamati teknik-teknik memasak ala restoran berbintang Michellin. Ketika tim Hen mampir di restoran milik chef Perancis tersohor Cyril Lignac, ‘Le Quinzieme’, animator dan pengembang cerita duduk di sebuah meja yang mengarah ke dapur.
Mereka menyantap hidangan sesuai menu yang mereka pesan, sambil menonton para chef bekerja dari jauh. Barangkali, ini yang dinamakan “bersenang-senang sambil bekerja.” Perhatian yang besar pada phase memang begitu kentara dari satu adegan ke adegan lainnya dalam Ratatouille hingga semua panci berisi kaldu begitu realitsik, sampai-sampai kita seakan bisa mencium bau yang menguar darinya.
Saat Lignac akhirnya menonton hasil akhir movie ini, dia terpukau. Kepada awak media, chef papan atas ini berkata, “adegan saat Collete Tatou mengajarkan koki muda cara memotong bawang, cara memasak sayuran di penggorengan dan cara membumbui semuanya, detailnya benar-benar tepat! Begitulah cara kami melakukannya.”
Movie Tentang ‘Hama’ tapi Bisa Membuat Nafsu Makan Muncul?
Faktor utama yang membuat Ratatouille begitu spesial adalah penggambaran masakan. Brad Hen berhasil menampilkan racikan makanan yang bergolak dan mendesis, nyaris seperti apa yang kita lihat di dapur-dapur restoran ternama. Saking nyatanya, kita harus berjuang keras menahan air liur padahal, ya ampun, ini cuma movie animasi 3-d.
Dari segi gaya, Ratatouille lebih dekat dengan karya-karya Hayao Miyazaki daripada produksi Pixar lainnya seperti Discovering Nemo. lebih dari itu Ratatouille muncul di saat tepat, ketika dunia tengah memuja segala macam seni memasak.
Kala itu, tayangan macam Iron Chef, Masterchef, Kitchen Nightmares serta chef sekelas Jamie Oliver berada di puncak semangat zaman alias sedang ngehip-ngehipnya.
Plot Ratatouille juga semaknyus montase makanan di dalamnya: Remy yang menggemaskan dengan mimpi-mimpi romantis penuh bunga tentang paris dengan latar belakang Menara Eiffel dan soundtrack sentimental yang dimainkan dengan akordion: Luigi yang baik hati tapi culun, yang tujuan hidupnya cuma berusaha tak mengecewakan orang; serta Colette (suaranya diisi oleh Janeane Garofalo) yang mengajarkan Linguini (atau lebih tepatnya Remy yang ngumpet di balik topi Chef Linguini) dan yang cuma minta Linguini tak menjadi penghalang ambisinya jadi chef ternama.
Pada momen-momen terbaiknya, Ratatouille adalah penghormatan bagi persahabatan dan segala impian dalam hidup. Benar-benar movie yang bijak.
Salah Satu Movie Terbaik Sepanjang Masa!
Ratatouille pertama kali tayang 13 tahun silam dan disambut beragam evaluation positif. Di Perancis sendiri, movie tercatat sebagai movie dengan pendapatan pemutaran hari pertama terbesar ke empat sepanjang sejarah sinema Perancis, cuma kalah dari Asterix and Obelix vs. Caesar, Males in Black dan Spiderman.
Penyebabnya barangkali karena publik Perancis gatal ingin membuktikan bahwa sineas Amerika Serikat cuma jago mengacak kultur orang lain, budaya Perancis tak terkecuali.
Ternyata, tidak sesuai yang mereka harapkan. Chef, kritikus movie dan penonton movie memuja-muji movie ini. Bahkan Thomas Sotinel dalam artikel di surat kabar yang dikenal kerap menurunkan kritik movie pedas, Los angeles Monde, menyebut movie itu sebagai “salah satu movie gastronomi paling terhadap sejarah perfilman.”
Di Amerika Serikat, Ratatouille turut berjaya. Majalah movie Empire sampai harus dengan lembut mengingatkan penonton bahwa “perasaan yang anda miliki setelah pulang dari bioskop—getaran jari dan hati yang riang—adalah kebahagiaan.”
Kritikus Rogert Ebert menasbihkannya sebagai “salah satu movie terbaik tahun ini.” Ratatouille mendapatkan lima nominasi Oscar, keluar sebagai movie animasi terbaik 2007 dan memecahkan semua rekor movie animasi di ajang itu. Sekarang 13 tahun berselang, kehangatan yang disajikan Ratatouille masih bisa kita rasakan.
Senada seperti apa yang ditulis kritikus The New York Occasions, A.O Scott : “apa coba yang bisa dikatakan kritikus movie di depan movie seperti Ratatouille? Kadang respons yang paling hebat adalah yang paling sederhana. Kadang ucapan “terima kasih” sudah cukup.”
13 tahun kemudian, ucapan “terima kasih” adalah kalimat paling tepat yang bisa kita ucapkan untuk karya sekeren Ratatouille…
Ensipedia.com – Menyambung “Suicide Squad (2016)”, semua pasti ingat bahwa Harley Quinn (Margot Robbie) adalah pacar dari Joker (Jared Leto) di film tersebut. Tapi kali ini, Joker memutuskan hubungan dan mencampakkan Quinn.
Harley Quinn sangat terpukul di tengah rasa sakit hati yang mendalam, namun mencoba untuk menjadi wanita mandiri, meski tetap dengan caranya sendiri yang aneh dan gila. Harley berusaha switch on dan ingin menunjukkan emansipasi bahwa dirinya bisa sendiri tanpa perlindungan Joker.
Tapi sayangnya, putus dari Joker ternyata berdampak pada status Quinn di kota Gotham. Harley Quinn yang tadinya tidak ada yang berani mengganggunya karena ia merupakan kekasih sang kepala mafia Gotham yang ditakuti. Kini ia tidak lagi kebal dari ancaman kriminal-kriminal jahat, terutama oleh orang-orang yang pernah ia sakiti, seluruh penjahat Gotham memburu Harley Quinn.
Margot Robbie Bersinar dalam ‘Birds of Prey’
Margot Robbie memang begitu mempesona ketika berperan sebagai Harley Quinn, pacar Joker yang urakan dan hiperaktif. Terbukti debutnya di film Suicide Squad yang mana film tersebut kurang diminati publik, tapi tidak dengan penampilan Robbie yang sukses mencuri perhatian dan sangat diapresiasi.
Robbie bahkan memenangkan piala Oscar dalam kategori ‘Best possible conceivable Makeup & Hairstyling’ dimana betapa boomingnya gaya rambut dan tata rias Harley Quinn yang diikuti dikalangan remaja pada saat itu.
Semuanya berawal dari niat Margot Robbie yang memiliki ide proyek yang dikerjakannya selama 3 tahun untuk film solonya ini. Warner Bros langsung memberi lampu hijau dikarenakan pasca “Justice League (2017)” yang gagal same old, DC dan Warner Bros tampaknya fokus pada film-film tunggal mereka. Seakan ingin memulai dari awal lagi konsep universe mereka, seperti yang di lakukannya pada “Joker (2019)”.
Walau kita sudah kenal karakter ini sejak Suicide Squad, namun melalui film Birds of Prey kita baru mutlak mengenal sosok Harley Quinn yang sebenarnya. Harley Quinn bertindak semaunya, enerjik, banyak omong, sadis, pintar, tidak takut apa pun, lincah dan kuat, sentimentil, dan tentu saja, sinting!
Tak banyak komentar, Margot Robbie memang sempurna memerankan sosok gila ini dari ujung kaki hingga rambut. Margot Robbie tidak ada tandingan seakan dia dilahirkan untuk memerankan Harley Quinn.
Perubahan Besar Yang Dibuat Film Untuk Karakter Komik
Film Birds of Prey ini bagi penulis, 100% milik Harley Quinn. Hal inilah yang membuat penggemar DC berang karena harusnya (jika fans komik sudah mengatakan “seharusnya” itu berarti cerita yang benar adalah di komik) Birds of Prey merupakan nama kelompok superhero perempuan tanpa Harley didalamnya.
Namun dalam versi film yang disutradarai oleh Cathy Yan ini, Harley Quinn yang mana seorang penjahat memasukkan dirinya ke dalam cerita.
Pada komiknya, tokoh Harley Quinn sama sekali tidak pernah menjadi anggota tim Birds of Prey. Bahkan, Huntress, Montoya, dan Black Canary sendiri tidak pernah menciptakan nama tim tersebut.
Lebih parah lagi, tokoh Cassandra Cain didekonstruksi habis hingga tidak lagi memiliki referensi dari komik. Padahal di komik, Cain adalah Batgirl yang paling kuat, liar, dan berani. Kisah latar belakang Cain di komik juga jauh lebih apik ketimbang film.
Inilah asalan terbesar fans DC merendahkan film ini. Harley Quinn dibuat menjadi tokoh utama yang sangat menonjol dengan tujuan sebegitu menjualnya karakter Harley Quinn di layar lebar.
Penonton Mudah Mengenal Karakter Harley Quinn
Bagi yang belum mengenal Harley Quinn, tenang saja, karena konsep film Birds of Prey diceritakan dari sudut pandang Harley Quinn. Sejak awal film dimulai, suara harley Quinn sudah membimbing kita untuk memahami secara singkat tentang kehidupan masa lalu dan alasan mengapa ia putus dengan Joker serta bagaimana kejadian per-kejadian dalam film bisa terjadi termasuk mengenalkan semua karakter lainnya.
Film ini disertai keragaman sinematik dan prilaku yang ‘cerewet’ seperti film Deadpool. Karakter dibuat seperti bisa memahami penonton aka ‘4th wall breaker’.
Penceritaannya pun seolah seperti Quinn sedang mendongeng kepada kita para penonton. Cocok dengan isi kepalanya yang campur-campur yang mana ia murni gila tapi pernah jadi psikiater. Elementary ilmu Harley Quinn yang tidak dilupakan di film ini. Karena pengalamannya, Harley memanfaatkan kemampuannya dalam menganalisis orang yang mana akan sering kita temui dalam film ini yang ia gunakan untuk berbagai keperluan seperti membujuk, negosiasi, atau keluar dari situasi sulit.
Dengan cara bertuturnya yang maju mundur, hal ini menunjukkan bagaimana pola pikir seorang Harley Quinn yang ‘manusiawi’, tidak melulu jahat alih-alih sosok bandit. Meski plot non-linear, penulis tidak kebingungan mengikutinya karena penceritaan di setiap scene-nya sangat jelas. Masing-masing memiliki porsi yang pas.
Jadi jangan kaget jika di pertengahan film, alur cerita kembali mundur beberapa kali. Mundurnya alur cerita tersebut untuk memberikan informasi phase terkait latar belakang beberapa tokoh dan penyebab kekacauan yang ada di film terjadi. Sehingga, dalam cerita mereka benar-benar dikisahkan secara utuh yang membuat penonton tidak bertanya-tanya lagi.
Film DC Yang Begitu Berwarna
Kalau selama ini sinematik film DC harus selalu ‘dark’, hal tersebut berbeda dengan Birds of Prey. Dari awal film mulai, kita akan disuguhkan beragam warna yang memanjakan mata dari berbagai aspeknya.
Mulai dari kostum Harley Quinn yang unik, make up dan tata rambut, latar kamar Harley, hingga surroundings kota Gotham yang digambarkan kelam namun penuh warna nan terkomposisi dengan baik. Alih-alih konsepnya fashionable namun nyeleneh, yang mana melihatnya saja membuat penonton eyegasm.
Tak melulu ‘colorfull’, Film Birds of Prey menyajikan adegan laga yang cukup intens bahkan berdarah — menilik rated R. Margot Robbie tampil badass saat melawan musuhnya dengan gaya uniknya, mulai dari senapan penuh glitter, pemukul baseball, hingga bertarung dengan sepatu roda.
Dipadu koreografi yang apik dengan slow-mo yang mendramatisir aksi-aksinya Harley Quinn dengan iringan soundtrack ceria nan centil yang sangat menyatu dan menggambarkan kalau lagu-lagu tersebut Harley Quinn banget!
Banyaknya karakter bisa dijahit dengan rapi oleh Cathy Yan agar semua sesuai porsinya. Black Canary (Jurnee Smollett-Bell) tampil keren saat beraksi. Huntress (Mary Elizabeth Winstead) pun juga mencuri perhatian, sosok yang terlihat misterius tiba-tiba menjadi jenaka saat mengenalkan diri, Siap-siap tertawa! sayangnya mereka tidak mendapatkan banyak porsi, Termasuk kegilaan Ewan McGregor (Roman/Black Mask) yang menawan sebagai musuh utama layaknya Joker namun sedikit dibawahnya. Berhasil dengan perannya yang narsis, sadis, dan mengesalkan bukan number one.
Pemberdayaan Perempuan dan Feminisme
Schedule feminisme jelas merupakan misi utama dari film ini. Tetapi tidak hadir menyebalkan ataupun dijejalkan, melainkan berjalan dengan cukup berbobot.
Dalam banyak film fashionable, narasi feminist seringkali jadi sandungan sebuah penceritaan. Tokoh utama wanitanya akan jatuh sebagai karakter ‘mary sue’ alias karakter yang bisa segala hal dan tokoh-tokoh lain mengalah untuk membuatnya terlihat sempurna. Program cewek harus unggul dari cowok membuat film menjadi timpang.
Masalah ini tidak berlaku pada Birds of Prey. Harley Quinn tidak seketika menjadi ratu jalanan, karena disini akan memperlihatkan prosesnya dengan garansi Harley Quinn yang berada di balik nama Joker sebagai zona nyaman.
Setelah ia ‘out of comfort zone’? Tentu pesan ‘girl empowerment’ mulai ditonjolkan. Dimana masing-masing pemeran utama perempuan dalam film ini memperjuangkan emansipasinya agar mereka bisa hidup mandiri tanpa harus berada di bayang-bayang orang lain.
Lewat pembelajaran yang dilalui oleh Harley Quinn, memperlihatkan kepada kita makna emansipasi menjadi perempuan kuat akan ada banyak tantangan yang mendera. Dan bahkan orang terdekat pun bisa saja tak mempercayai dan berkhianat sehingga mengecilkan rasa semangat. Namun, untuk membuktikan diri sebagai perempuan, adalah sosok yang kuat lebih dari pada yang kalian pikirkan.
Film Birds of Prey tidak berat sama sekali, seluruh penempatannya pas dimana kapan harus aksi, drama, komedi, bahkan maju-mundurnya. Khas karakter Harley Quinn tergambar dengan baik yang konyol dan jenaka. Meskipun gak masuk akal tapi tetap membuat film ini mampu ditonton siapa saja bagi yang tidak mengikuti cerita komik bahkan film-film DC sebelumnya sekalipun. Dengan selipan pesan pemberdayaan diri kepada para wanita di seluruh dunia, menjadikan film ini paket komplit yang pantang untuk dilewatkan.